Romi Satrio Wahono, seorang penulis dan pengajar, pernah ditanya sehari tidur berapa jam? Meski jadwal padat, kok masih produktif menulis dan mengajar di mana-mana? Ia menjawab supaya dirinya bias tetap produktif di antara kesibukan pekerjaan, belajar dan urusan rumah tangga, ia memiliki tiga kiat jitu pengatur waktu. Ia mengaku bahwa kiat-kiat tersebut selama ini terbukti efektif dan manjur. Nah, apa saja tiga kiat jitu itu? Pertama kurangi tidur, kedua kurangi tidur, ketiga kurangi tidur.
Sejak masuk SMA Taruna Nusantara 1990, Romi membiasakan diri tidur hanya 3-4 jam dalam sehari. Awalnya, ia pusing dan sering tertidur di kelas. Saat kuliah di Jepang, kebiasaannya itu masih dibawa, dan hal itu menjadikannya sanggup mengejar banyak ketertinggalan masalah bahasa dan mengatasi berbagai masalah lain. Sekarang, Romi menggunakan hari dari pagi sampai sore untuk urusan bisnis, mengajar dan penelitian. Mulai sore hari, ia menulis, mempersiapkan bahan mengajar, atau berbagai pengalaman dengan teman-teman IlmuKomputer.com supaya mahir melakukanpresentasi, mengajar di kelas, dan public speaking.
Di sela-sela waktu, Romi masih bisa membimbing tugas akhir mahasiswa, menerima konsultasi mahasiswa lewat YM, dari masalah memilih jurusan, memilih universitas, memilih software, sampai memilih jodoh. Ia hidup di Jakarta yang jalanannya selalu macet akibat banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Supaya tidak tua di jalan, ia sedikit mengubah style waktu kerjanya. Ia berangkat agak siang setelah jalanan mulai lengang, dan pulang agak malam ketika lalu lintas sudah sepi.
Selain itu, Romi juga ditanya, bukankah menurut penelitian bahwa mengurangi tidur itu akan mengurangi usia kita? Jawaban Romi sungguh menyentak, di luar kelaziman, namun sungguh luat biasa. Ia berprinsip bahwa tidak masalah mati muda, asal meninggalkan banyak karya dan hasil perjuangan yang bermanfaat untuk masyarakat daripada berumur panjang, tapi banyak melakukan kegiatan yang tidak berguna.
Romi selalu menyampaikan target umur pendek kepada teman-temannya, meskipun masih banyak dari mereka yang belum ngeh atau malah mengacir ketakutan. Ia yakin bahwa perjalanan hidup tidak akan berlangsung lama. Diberi umur samapi 35 tahun, Alhamdulillah. Jika ia ditakdirkan sampai berusia 40 atau 50 tahun, ya ini berarti suatu tantangan dari Tuhan agar ia lebih keras berjuang mewarnai perbaikan di Republik ini. Sejak SMA, ia dibiayai oleh rakyat alias mendapatkan beasiswa. Bias dikatakan, kepintarannya dibayar oleh rakyat. Jadi, ia harus mengembalikannya kepada rakyat dengan mencicil dan pelan-pelan.
Bagi Romi, kehidupan adalah ladang jihad alias usaha sungguh-sungguh. Hal ini sering dibahasakannya dengan perjuangan. Waktu kita tidak banyak. Sebab, sembari menyetir kata-kata Hasan Al-Banna, pemikir Islam asala Mesir, “kewajiban kita lebih banyak daripada waktu tang tersedia”.
Membahas soal waktu. Yahya bin Muhammad bin Hubairah mengatakan, “waktu semakin berharga bila dijalankan dengan baik, dan aku melihat waktu itu sesuatu yang paling mudah kita lalaikan.”
Waktu adalah hal yang sangat berharga. Ketika ia pergi, maka tak bias kembali. Jika kita melewati waktu dengan sia-sia, maka hanya penyesalan yang kita terima. Waktu merupakan hal yang sangat penting. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang ke mana umurnya dihabiskan? Tentang hartanya: dari mana memperolehnya dank e mana dibelanjakan? Serta tentang tubuhnya: untuk apa digunakannya?”
Salah seorang sahabat, Abdullah bin Mas’ud, pernah berujar, “Aku tidak senang melihat seseorang menganggur, tidak mengurus masalah dunia maupun akhirat.” Bagi seorang Muslim, memanfaatkan waktu bisa juga dalam bentuk mengerjakan kebajikan dengan sesegera dan tidak menunda-nundanya. Sebagaimana nasihat Hasan Al-Bashri, “jangan lagi katakana ‘besok, besok’ sebab kamu tidak pernah tahu, kapan kamu akan menemui Rabb-mu. Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu ini tidak lain hanyalah perjalanan waktu; setiap kali waktu berlalu, berarti hilanglah sebagian dirimu.”
Sebagaimana kita ketahui dengan baik, banyak orang sukses di dunia karena mereka mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Bagi sebagian orang, memanfaatkan waktu adalah hal yang sangat penting. Namun, tak sedikit orang yang tidak bias menghargai waktu dengan baik. Jika kita termasuk salah satu di antara orang-orang yang mampu menghargai waktu, maka teruslah pertahankan dan kembangkan. Tetapi, jika kita tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka alangkah baiknya jika ia mengubah kebiasaan itu dengan segera.
Banyak hal yang dapat dicapai jika kita sanggup memanfaatkan waktu. Secara teori, mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa menghargai waktu itu adalah sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang sangat vital peranannya. Namun, untuk mempraktikkannya dalam sehari-hari, susahnya minta ampun!
Banyak hal yang dapat kita lakukan semasa hidup. Berapa banyak napas yang kita hembuskan, sebanyak itu pula waktu kita telah berlalu. Ini bukan masalah yang remeh, tapi akan menjadi sejarah hidup kita, yang akan dipelajari oleh generasi setelah kita.
Waktu memang selalu berjalan dan akan terus berjalan. Waktu tidak dapat diciptakan oleh manusia, tapi kita bias memanfaatkannya bersama. Begitu banyak waktu yang ada di kehidupan kita, tapi yang menjadi pertanyaan adalah berapa persen waktu yang telah kita manfaatkan untuk kemajuan diri kita? Bila waktu yang merupakan karunia Tuhan itu kita sia-siakan, maka apa yang bias kita berikan kepada orang lain? Apa yang telah kita lakukan?? Silahkan direnungkan……..
*mengutip dari buku Kisah Motivasi