Jumat, 27 Desember 2013

Mengisi Waktu agar Tidak Galau



Romi Satrio Wahono, seorang penulis dan pengajar, pernah ditanya sehari tidur berapa jam? Meski jadwal padat, kok masih produktif menulis dan mengajar di mana-mana? Ia menjawab supaya dirinya bias tetap produktif di antara kesibukan pekerjaan, belajar dan urusan rumah tangga, ia memiliki tiga kiat jitu pengatur waktu. Ia mengaku bahwa kiat-kiat tersebut selama ini terbukti efektif dan manjur. Nah, apa saja tiga kiat jitu itu? Pertama kurangi tidur, kedua kurangi tidur, ketiga kurangi tidur.
Sejak masuk SMA Taruna Nusantara 1990, Romi membiasakan diri tidur hanya 3-4 jam dalam sehari. Awalnya, ia pusing dan sering tertidur di kelas. Saat kuliah di Jepang, kebiasaannya itu masih dibawa, dan hal itu menjadikannya sanggup mengejar banyak ketertinggalan masalah bahasa dan mengatasi berbagai masalah lain. Sekarang, Romi menggunakan hari dari pagi sampai sore untuk urusan bisnis, mengajar dan penelitian. Mulai sore hari, ia menulis, mempersiapkan bahan mengajar, atau berbagai pengalaman dengan teman-teman IlmuKomputer.com supaya mahir melakukanpresentasi, mengajar di kelas, dan public speaking.
Di sela-sela waktu, Romi masih bisa membimbing tugas akhir mahasiswa, menerima konsultasi mahasiswa lewat YM, dari masalah memilih jurusan, memilih universitas, memilih software, sampai memilih jodoh. Ia hidup di Jakarta yang jalanannya selalu macet akibat banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Supaya tidak tua di jalan, ia sedikit mengubah style waktu kerjanya. Ia berangkat agak siang setelah jalanan mulai lengang, dan pulang agak malam ketika lalu lintas sudah sepi.
Selain itu, Romi juga ditanya, bukankah menurut penelitian bahwa mengurangi tidur itu akan mengurangi usia kita? Jawaban Romi sungguh menyentak, di luar kelaziman, namun sungguh luat biasa. Ia berprinsip bahwa tidak masalah mati muda, asal meninggalkan banyak karya dan hasil perjuangan yang bermanfaat untuk masyarakat daripada berumur panjang, tapi banyak melakukan kegiatan yang tidak berguna.
Romi selalu menyampaikan target umur pendek kepada teman-temannya, meskipun masih banyak dari mereka yang belum ngeh atau malah mengacir ketakutan. Ia yakin bahwa perjalanan hidup tidak akan berlangsung lama. Diberi umur samapi 35 tahun, Alhamdulillah. Jika ia ditakdirkan sampai berusia 40 atau 50 tahun, ya ini berarti suatu tantangan dari Tuhan agar ia lebih keras berjuang mewarnai perbaikan di Republik ini. Sejak SMA, ia dibiayai oleh rakyat alias mendapatkan beasiswa. Bias dikatakan, kepintarannya dibayar oleh rakyat. Jadi, ia harus mengembalikannya kepada rakyat dengan mencicil dan pelan-pelan.
Bagi Romi, kehidupan adalah ladang jihad alias usaha sungguh-sungguh. Hal ini sering dibahasakannya dengan perjuangan. Waktu kita tidak banyak. Sebab, sembari menyetir kata-kata Hasan Al-Banna, pemikir Islam asala Mesir, “kewajiban kita lebih banyak daripada waktu tang tersedia”.
Membahas soal waktu. Yahya bin Muhammad bin Hubairah mengatakan, “waktu semakin berharga bila dijalankan dengan baik, dan aku melihat waktu itu sesuatu yang paling mudah kita lalaikan.”
Waktu adalah hal yang sangat berharga. Ketika ia pergi, maka tak bias kembali. Jika kita melewati waktu dengan sia-sia, maka hanya penyesalan yang kita terima. Waktu merupakan hal yang sangat penting. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang ke mana umurnya dihabiskan? Tentang hartanya: dari mana memperolehnya dank e mana dibelanjakan? Serta tentang tubuhnya: untuk apa digunakannya?”
Salah seorang sahabat, Abdullah bin Mas’ud, pernah berujar, “Aku tidak senang melihat seseorang menganggur, tidak mengurus masalah dunia maupun akhirat.” Bagi seorang Muslim, memanfaatkan waktu bisa juga dalam bentuk mengerjakan kebajikan dengan sesegera dan tidak menunda-nundanya. Sebagaimana nasihat Hasan Al-Bashri, “jangan lagi katakana ‘besok, besok’ sebab kamu tidak pernah tahu, kapan kamu akan menemui Rabb-mu. Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu ini tidak lain hanyalah perjalanan waktu; setiap kali waktu berlalu, berarti hilanglah sebagian dirimu.”
Sebagaimana kita ketahui dengan baik, banyak orang sukses di dunia karena mereka mampu memanfaatkan waktu dengan baik. Bagi sebagian orang, memanfaatkan waktu adalah hal yang sangat penting. Namun, tak sedikit orang yang tidak bias menghargai waktu dengan baik. Jika kita termasuk salah satu di antara orang-orang yang mampu menghargai waktu, maka teruslah pertahankan dan kembangkan. Tetapi, jika kita tipikal orang yang belum dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka alangkah baiknya jika ia mengubah kebiasaan itu dengan segera.
Banyak hal yang dapat dicapai jika kita sanggup memanfaatkan waktu. Secara teori, mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa menghargai waktu itu adalah sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang sangat vital peranannya. Namun, untuk mempraktikkannya dalam sehari-hari, susahnya minta ampun!
Banyak hal yang dapat kita lakukan semasa hidup. Berapa banyak napas yang kita hembuskan, sebanyak itu pula waktu kita telah berlalu. Ini bukan masalah yang remeh, tapi akan menjadi sejarah hidup kita, yang akan dipelajari oleh generasi setelah kita.
Waktu memang selalu berjalan dan akan terus berjalan. Waktu tidak dapat diciptakan oleh manusia, tapi kita bias memanfaatkannya bersama. Begitu banyak waktu yang ada di kehidupan kita, tapi yang menjadi pertanyaan adalah berapa persen waktu yang telah kita manfaatkan untuk kemajuan diri kita? Bila waktu yang merupakan karunia Tuhan itu kita sia-siakan, maka apa yang bias kita berikan kepada orang lain? Apa yang telah kita lakukan?? Silahkan direnungkan…….. 

*mengutip dari buku Kisah Motivasi

Sabtu, 21 Desember 2013

Filsafat Air

Ada dua buah benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi serigkali membanggakan dirinya sendiri.ia sering menyombongkan diri kepada sahabatnya. “Lihat ini aku, aku, kuat dan keras. Aku tidak seperti kamu yang lemah dan lunak,” ucap besi. Air hanya diam mendengar tingkah sahabtnya itu. Suatu hari, besi menantang air berlomba menembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada disana. Aturannya, barang siapa yang dapat melewatri gua itu dengan selmat tanpa terluka, maka ia dinyatakan menang. Rintangan pertama mereka ialah harus melalui penjaga gua, yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya. Ia menabrakkan dirinya ke batu-batu itu. Tetapi, karena kekerasanya, batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya, dan besipun banyak terluka dalm perlawanan itu. Air melakukan tuganya. Ia menetes sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan. Dengan lembut ia mengikis bebatuan itu sehingga bebatuan lainya tidak terganggu. Ia hanya melubangi seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainya. Skor 1:0 untuk kemenangan air atas besi alam rintangan ini. Rintangan kedua ialah mereka harus melalui celah sempit untuk tiba didasar gua. Besi mengubah dirinya menjadi matabor yang kuat. Ia mulai berputar-putar untuk membus celah itu. Tatapi, celah-celah tersebut sulit ditembus. Semakin keras ia memutar, memang calah semakin hancur, tatapi iapun semakin terluka. Tibalah giliran air. Dengan santainya, ia mengubah dirinya mengikuti bentuk celah-celah tersebut. Karena bentuknya yang bisa berubah, ia bisa mengalir melalui cela-celah itu dengan leluasa tanpa terluka. Air menang, skor 2:0 untuk kekalahan besi dalam tantangan ini. Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba di luar gua. Besi kesulitan mengatasi rintangan ini. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya ia berkata kepada air, ”Skor kita 2:0. Aku mengakui kehebatanmu jika dapat melalui rintangan ini!” Airpun segera menggenang. Sebenarnya, ia pun kesulitan mengatasi rintangan ini. Tetapi, air membiarkan sang matahari membantunya menguap. Air terbang dengan ringan menjadi awan dengan bantuan angin yang meniupnya ke seberang, kemudian menjadi mendung, lalu air turun sebagai hujan. Air menang dengan score 3:0. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah jadikan hidup anda seperti air. Air memperoleh sesuatu dengan kelembutan, tanpa merusak dan mengacaukan yang lain. Meskipun air bergerak pelan dan sedikit demi sedikit, tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras. Ingat, hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam, dan paksaan hanya menuai keinginan membela diri. Air selalu mengubah bentuknya sesuai dengan lingkungan. Ia fleksibel dan tidak kaku. Karena itu, ia dapat diterima oleh lingkungannya. Dan, saat air mengalami kesulitan dalam mengatasi massalah, ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Ia dikaruni kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi uap. Air bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah. Air mematikan api dan membersihkan kotoran. Kalau sekiranya akan terkalahkan, air meloloskan diri dalam bentuk uap dan kembali mengmbun. Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu. Bilamana bertemu batu arang, ia akan berbelok untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali. Air dapat menjernihkan udara sehingga angin menjadi mati (saat hujan). Air dapat menaklukan hambatan dengan segala kerendahan hati. Air sadar bahwa tak ada satu kekuatan pun yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan. Air menang dan mengalah. Ia tak pernah menyerang, namun selalu menang pada akhir perjuangannya. Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia agar tetap hidup. Bahkan, semua mahluk hidup passti membutuhkan air. Kehadiran air di dunia ini sangat memberikan manfaat besar, penting, dan selalu dibutuhkan oleh semua makhluk. Tapi, air juga sanggup mendatangkan bahaya, tengok saja banjir dan tanah longsor. Air dapat larut dengan bahan lain untuk memberikan cita rasa yang berbeda-beda seperti sirup, kopi, teh, ataupun jus. Sanggupkah manusia menjadi air? Air memberikan manfaat, kesejukan, kenikmatan, dan kepuasan saat meneguknya. Bisakah manusia dilebur bersama manusia lain sehingga menjadi unik nan dinamis? Bahkan, dapat menghasilkan karya kritis dan produktif laksana air sungai yang terus mengalir? Sesungguhnya, manusia yang efektif adalah manusia yang berkontribusi bagi sesamanya, tidak diam! Air yang diam akan menjadi kotor dan sumber penyakit. Karena mempunyai masa, air akan ditarik oleh gaya grafitasi bumi sehingga ia mengalir ke tempat yang lebih rendah. Akan tetapi, ketika molekul air mengecil, air bisa menuju tempat yang lebih tinggi. Itulah yang terjadi pada proses penguapan air. Setelah molekul air yang menguap berkumpul menjadi awan, lama kelamaan air menjai berat, akhirnya jatuh menjadi hujan. Ketika manusia merendahkan diri, maka derajatnya akan naik. Sebaliknya, ketika mereka merasa besar, maka derajat mereka akan jatuh. Ada kehidupan air yang mengalir. Tetapi, di dalam air yang tergenang, terdapat berbagai penyakit. Bahkan, ada yang tidak terdapat kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, manusia harus terus bergerak, karena berhenti berarti berpenyakit bahkan mati.* 

* dikutip dari buku "Kisah Motivasi"